Jumat, 23 September 2016

Jauh dan Setia

Jauh dan Setia. Setiap orang tentu membenci sebuah situasi dimana dirinya berada jauh dengan orang- orang yang ia sayangi atau orang- orang yang memiliki hubungan khusus dengannya. Misalnya keluarga, pasangan hidup, dan lain sebagainya. Jauh itu menyakitkan, sebab hanya dibatasi oleh rasa rindu.

Memang, ungkapan kerinduan, di era digital ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara yang memudahkan kita untuk bertemu, meski dalam kindisi saling berjauhan.

Fasilitas internet (media sosial) bisa digunakan untuk mempersempit ukuran kerinduan yang pada masa- masa sebelumnya terasa lebar. Orang di Amerika, ketika ingin berbicara, sambil melihat wajah keluarganya di Papua Barat, Indonesia, bisa menggunakan skype/ facebook video call atau fasilitas media sosial lainnya yang memudahkan.
Ilustrasi Hubungan Jarak Jauh Molas Hombel
Ilustrasi Hubungan Jarak Jauh

Tetapi, ya realistis juga, itu tidak akan mengubah situasi sebenarnya; jauh. Jarak antara kita dengan "orang-orang dekat" yang jauh itu hanya bisa didekatkan dengan komunikasi dengan berbagai media yang sekarang sudah canggih dan mudah didapatkan.

Disaat- saat tertentu, jauh memang menyakitkan. Sebab, kemudahan yang diberikan zaman ini hanya mempertemukan kita dengan cara kita mengungkapkan "rasa rindu". Padahal, bagi sebagian orang, "dekat", lawan si "jauh", bisa dirasakan ketika ada intensitas komunikasi kita dengan mereka yang dirindukan. Perkaranya ialah bahwa jauh juga menegaskan satu hal penting, yaitu perbedaan situasi, pengalaman, dan peristiwa yang dihadapi. Artinya, ruang yang berbeda itu juga diisi dengan situasinya masing- masing yang tentu berbeda satu dengan yang lainya.

Tak jarang, ini selalu memicu persoalan yang lebih heboh dari sekedar menyadari "jauh". Kecurigaan, arogansi, kasar, bahkan caci maki bermunculan lewat berbagai ekspresi. Momental, tetapi menyakitkan.Orang melupakan kompas pengatur jarak; kesetiaan; setia pada kebersamaan, setia pada visi, setia pada pada janji yang telah diucapkan. Setia adalah wujud konsistensi.

Jika setia bisa mengatasi kejenuhan atas jauh yang menyakitkan itu, maka tidak lah terlambat untuk mencobanya. Mencoba melawan segala bentuk kejenuhan dan sakit hati atas jauh yang menyakitkan itu dengan senjata kesetiaan.